Seluncuran Tradisional Parit Abangan Bikin Pantat Sakit!
Masih dengan rutinitas seperti minggu-minggu sebelumnya, di
hari sabtu kami (saya, Saifud dan Yogi) selalu traveling. Kalau sebelumnya kami
ke pantai, pulau dan air terjun. Kali ini kami mencari destinasi wisata yang
anti mainstream, kami mau main seluncuran. Bukan di waterboom, melainkan di Parit
Abangan. Sebuah saluran irigasi! Saya nggak salah ketik dan kalian juga nggak
salah baca. Orang-orang menyebutnya sebagai waterboom / seluncuran tradisional. Ini
bisa jadi opsi untuk yang nyari destinasi unik di Lombok.
Parit Abangan, begitu orang menamainya karena letaknya yang
berada di Abangan. Seluncuran ini memang belakangan ini sedang ramai-ramainya
dibicarakan di dunia maya. Awalnya ada seseorang yang mengupload video keseruan
bermain perosotan di parit tersebut, lalu banyak netizen yang penasaran.
Termasuk juga kami. Maka, ketika hari sabtu tiba kami langsung cusss menuju TKP.
Arena seluncuran,
lumayan panjang
Selain kami bertiga, Yogi mengajak 2 temannya yaitu Mbak Ria
dan Rudi (yang sebelumnya juga ikut traveling bareng ke Mangku Sakti). Karena di
sana bakal main air, pastinya dong saya nggak mandi. Setelah berkumpul semua,
sekitar jam 9 pagi kami berangkat. Dengan bermodal waze, kami menuju Pringgrata
(Lombok Tengah) sebagai acuan. Begitu sampai di sana, kami masih mengikuti arahan
dari waze sambil bertanya-tanya pada penduduk setempat.
Begitu melihat sungai, saya berpikir jangan-jangan ini
adalah aliran air yang akan menuju Parit Abangan. Yang bikin saya ragu, airnya
nggak bersih. Ada orang mandi, orang yang lagi nyuci lah, sampai ada juga
sekelompok bebek lagi berenang. Eh, kalau bebek-bebek itu boker di sungai itu
gimana. Nanti pas meluncur bareng eeknya bebek lagi. Bukannya apa, takut budug entar.
Airnya kecampur eek
bebek
Saat sampai di TKP, udah ada beberapa orang yang lagi asyik
main perosotan. Wih gila, melihat mereka meluncur di perosotan yang panjangnya
sekitar 15 meter sambil teriak-teriak rasanya asyik banget. Mana airnya
‘terlihat jernih’ pula. Ya, sebatas ‘terlihat jernih’, bukan jernih beneran. Karena
meskipun warnanya putih tapi itu kan efek aliran airnya yang deras. Coba aja
kalau tenang, jadi kelihatannya hijau kusam karena udah tercampur dengan
berbagai macam eek.
Tapi masa iya udah jauh-jauh datang nggak nyobain
sensasinya, kan rugi banget. Jadinya malah kayak Rudi yang nggak mau nyebur
gara-gara hal itu, begitu juga sama mbak Ria. Dengan tidak memperdulikan hal
itu, Yogi dan Saifud ambil bagian duluan. Sedangkan saya masih mengabadikan
momen dulu sebelum basah-basahan.
Pantat kegerus
Awalnya rada ngeri-ngeri gimana gitu waktu udah turun ke
sungai dan siap untuk meluncur. Ternyata permukaan paritnya itu nggak rata
mulus, alias garinjul kalau basa
sunda nya mah. Permukaannya berupa tonjolan-tonjolan bulat yang terlapisi
lumut.
Tanpa babibu, saya langsung meluncurkan diri dan berteriak
sepanjang arena seluncuran. Ternyata teriakan orang-orang (termasuk saya) yang main di
seluncuran ini bukan hanya karena seru, tapi juga karena pantat sakit. Bayangin
aja, meluncur di permukaan yang nggak rata kayak gitu. Yang ada pantat jadi
korbannya. Tapi meski udah tau resikonya begitu, saya teteup ketagihan dan menjajalnya
sampai 3 kali lagi. Setelah itu saya udahan, kasihan pantat saya. Nanti nggak
bisa dipakai untuk duduk.
Garis start
Lama-kelamaan, wisatawan yang datang semakin banyak. Bahkan
ada juga bule yang “lancar” berbahasa Indonesia main perosotan ini. Yang
menarik perhatian itu ketika ada seorang bocah yang meluncur sambil berdiri. Sensasinya
udah kayak surfing gitu. Butuh keseimbangan untuk bisa meluncur dengan posisi seperti
itu. Maka dari itu saat dia berhasil meluncur sambil berdiri sampai finish,
wisatawan kagum dan memberikan standing applause. Widiiih!
Nih bocahnya
Sebenernya saya masih pengen meluncur lagi waktu itu, tapi mengingat
kondisi pantat yang udah nggak memungkinkan, saya akhiri saja. Mau dengan posisi
berdiri juga nggak bisa. Huft. Padahal asyik banget. Mesti nyobain deh kalau ke
Lombok. Ketika main ke pantai atau ke pulau sudah terlalu mainstream, Parit
Abangan ini bisa dijadikan opsi yang menarik. Saya jamin, nggak bakal nyesel. Syaratnya
cuma 1, pantat harus dalam kondisi sehat! #usapPantat
Wohooo!
Berikut video keseruan kami menjajal Parit Abangan dengan taruhan pantat.
0 comments: