Air Terjun Nyebur ke Laut, Banyu Anjlok
Traveling ke air terjun aja atau pantai doang mah biasa, gimana
kalo langsung ke air terjun dan pantai di lokasi yang sama? Ada! Malang punya,
Banyu Anjlok namanya. Air terjun ini langsung bermuara ke laut. Begitu tau ada
tempat kayak gitu, saya penasaran pengen cepat melihatnya secara langsung. Saat
itu juga saya nyari info lokasi Banyu Anjlok berada dan transportasi kesana
serta mengagendakan perjalanan tersebut.
Setelah dapat info, Banyu Anjlok berada di desa Lenggoksono
kecamatan Purwodadi Malang Selatan. Transportasi umum kesana nggak ada karena
tempatnya yang jauh dari kota dan masih tergolong baru. Saya bersama 3 orang
teman (Saipud, Cahyadi dan Yogi) berangkat menggunakan motor pada hari Jum'at.
Kami berangkat sekitar jam 3 sore, karena kami rencananya mau
bermalam disana. Dari info yang saya dapat perjalanan kesana mengikuti arah ke
Turen - Dampit - Purwodadi dan itu sekitar 3 jam, lumayan jauh. Benar saja, saat
sampai di desa Lenggoksono waktu menunjukkan jam ½ 6 sore.
Tiba di Lenggoksono, kami nanya sama anak kecil, nggak kecil juga
sih, anak SD lah. Kami bertanya arah ke Banyu Anjlok. Ada 2 cara untuk kesana,
pertama dengan menyewa perahu dari pantai Lenggoksono, yang kedua menggunakan
motor langsung ke sana.
Namun cara yang kedua nggak saya sarankan, karena jalannya yang
sempit dan sisi sebelah kiri langsung menghadap jurang. Apalagi kalau hujan,
jalan licin dan jadi sangat rawan. Cara kedua lebih aman kalau dilewati dengan
trekking. Yah meskipun cukup jauh setidaknya aman dan itung-itung olahraga,
sehat! Pemandangan di jalan juga keren, jadi pilih jalan kaki aja!
Saya tau begitu karena saat kesana, kami nggak tau kondisi
medannya gimana. Kami menggunakan motor dan sumpah rasanya ngeri! Kalo jatuh
nyawa bisa melayang. Nggak kebayang deh. Kami mengendarai motor sangat pelan,
kadang harus turun dan jalan beberapa kali karena jalannya bikin ngeri.
Saat sampai di Banyu Anjlok hari udah gelap, kami mendirikan tenda
di dekat sungai yang mengarah ke air terjun. Suara air terjunnya terdengar
jelas banget di bawah dari posisi kami. Pasir pantai yang ada di sekitar air
terjun hilang di telan pasangnya air laut malam itu.
Masak menjadi aktivitas selanjutnya untuk ngasih makan perut yang udah
bunyi dari tadi. Lalu kami membuat api unggun kecil di dekat tenda. Ketika
sedang asik mengobrol, tiba-tiba ada cahaya senter yang mendekati kami. Ada 2
orang "mas-mas", seorang membawa buku dan satunya lagi bawa golok!
Duh jangan begal kami mas!
Setelah berbincang ternyata mereka bukan mau membegal kami, mereka
adalah penjaga yang lagi ngecek di sekitar Banyu Anjlok apa ada wisatawan yang
datang ke Banyu Anjlok atau nggak. Syukurlah!
Kami di kenai tiket masuk oleh mereka, karena seharusnya kalau ke
Banyu Anjlok bayar HTM di TPI yang berada di dekat pantai Lenggoksono. Tapi
karena kami nggak tau, jadi kami langsung bablas ke Banyu Anjlok.
Mas-mas yang bawa golok nanya, “Mas, nggak bawa pisau atau golok
gitu?”.
Njir, ngapain dia nanya begitu. Beneran mau begal atau mau ngajak
gelut. Saya tetap berpikir positif dan menjawab dengan jujur. “Nggak bawa,
kenapa emang mas?”.
“Nanya aja, biar Banyu Anjlok ini tempatnya deket sama pemukiman,
tapi disekitarnya masih hutan. Buat jaga-jaga aja kalau ada ular atau hewan berbahaya
lainnya.”
Huft, dikira mau begal beneran. Taunya cuma ngasih saran gitu.
“Oalah iya mas, semoga nggak ada apa-apa aja”. Jawab saya dengan positif
thinking dikit. Meskipun sebelumnya mikir negative terus sama mas-masnya.
Kemudian mereka berdua pergi. Nggak lama dari itu rasa kantuk
mulai menyerang. Kami putuskan untuk tidur malam itu.
Esoknya sekitar jam 3 dini hari saya kebangun gara-gara ada
tetesan air, hujan turun dengan deras. Tenda kami bocor karena pemasangan pasak
pada cover tenda yang kurang kencang bikin cover tenda jadi nempel pada inner
tenda, alhasil air mrembes masuk ke dalam tenda. Seketika saya langsung mengencangkan
pasaknya dan hasilnya lumayan meskipun di dalam udah terlanjut basah.
Kami akhirnya cuma bisa duduk-duduk di dalam tenda sambil
menikmati hujan deras di kegelapan. Hujannya lumayan lama, ada lebih dari 1 jam.
Setelah hujan benar-benar reda kami keluar tenda untuk mencari sunrise yang
sudah muncul warna kemerahannya di gelapnya langit.
kami
(dari kiri: saya, cahyadi, yogi dan saipud)
Lalu kami turun ke pantai yang udah kelihatan pasirnya kali ini.
Dan yang saya cari-cari akhirnya dapat saya saksikan langsung, air terjun yang
bermuara langsung ke laut. Banyu Anjlok! Pemandangan yang luar biasa! Amazing!
Air terjun yang di sekitarnya hijau oleh pepohonan, di depannya
beralaskan pasir putih dan pertemuan air tawar dengan air asin bukan dalam
bentuk muara sungai, melainkan air terjun! Juga dihiasi oleh batu-batu karang
yang besar serta di akhiri dengan mengalirnya air sungai ke laut lepas. Sungguh
menakjubkan! Dimana lagi ada tempat kayak gini? Indonesia punya!
Sunrise
Pantainya
Bisa menikmati sunrise dengan air terjun dan pantai sekaligus merupakan
pengalaman pertama saya! Double, air terjun dan pantai dalam satu lokasi. Unik!
Saat itu sepi banget, cuma ada kami berempat. Nggak tau emang
masih pagi, jadi belum ada yang datang. Puas menikmati keindahan Banyu Anjlok,
kami bersiap-siap untuk pulang.
Ketika berkemas, ada sepasang suami istri dan anaknya sedang menyiapkan
dagangannya, mereka menjual makanan dan minuman. Sempat ngobrol sebentar,
katanya kalau weekend di Banyu Anjlok banyak wisatawan yang datang.
Setelah packing, kami pulang melewati jalan kemarin yang
mengerikan itu. Lebih hati-hati karena jalanan licin bekas hujan saat dini
hari. Ternyata benar ketika perjalanan pulang kami banyak bertemu dengan
rombongan yang menuju desa Lenggoksono, entah ke pantainya atau Banyu Anjlok.
Wisata ini cepat atau lambat pasti bakal ramai, dan dengan
keindahannya yang awesome itu sebagai
wisatawan harus tetap menjaga dan merawatnya agar bisa di nikmati oleh generasi
selanjutnya. Tidak buang sampah sembarangan adalah satu hal kecil yang sangat
bermanfaat bagi tempat wisata alam seperti ini. Jadilah wisatawan yang bertanggung
jawab!
Thanks Banyu Anjlok!
kolam di atas air terjun
mandi di kolam berair tawar
turun tebing dulu
pantai dari atas air terjun
0 comments: