Backpacking ke Bali #1: Menjejakkan Kaki di Pulau Dewata
Bulan
Agustus 2015 kemarin saya menjejakkan kaki di pulau dewata. Bersama 5 orang
teman yang semuanya saya kenal saat berada di kampung inggris, Pare. Kami
berangkat saat jadwal kursus di kampung inggris libur beberapa hari, dan trip
ini di rencanakan seminggu sebelumnya.
Ke
5 teman saya ini masing-masing bernama Waluyo, Aji, Ito, Yusuf dan Deny. 4
orang dari kami orang Sunda, kecuali Deny dari Jakarta dan Bang Ito yang asli
Balikpapan. Semuanya sudah bekerja, kecuali saya yang berstatus mahasiswa. Ini
juga jadi ajang kami menguji kemampuan Bahasa Inggris kami. Secara Bali kan
banyak bule gitu, bisalah di ajak ngobrol setelah 2 minggu di Pare. Ya minimal bisa yes no yes no udah lumayanlah.
Mejeng Depan Camp
Dari kiri: saya, Bang Waluyo, Yusuf, Aji, Deny, Bang
Ito
Sabtu
jam 10 pagi, dari Pare kami menuju Malang menggunakan bus. Sekitar 3 jam. Lalu dilanjut naik kereta dengan estimasi waktu 7 jam, dan sampai di Banyuwangi
jam 11 malam. Lama juga tuh. Paling males emang di kereta berjam-jam gitu.
Akhirnya cara membunuh waktu selain ngobrol ngalor ngidul atau nyusurin gerbong
kereta, ya tidur.
Stasiun
Malang
Kami
tiba di stasiun BWI sekitar jam 11 malam. Setelah itu jalan kaki ke Pelabuhan
Ketapang, deket cuma 1 km, 15 menit sampai. Abis itu langsung naik ferry,
dan sampai Pelabuhan Gilimanuk 1 jam kemudian. Di Gilimanuk ini bakal di cek
identitas, harus KTP. Tulisannya sih identitas. Tapi sewaktu dulu saya ke
Rinjani lewat sini juga, temen saya Rahman nggak ada KTP dan dia nunjukkin
SIM. Eh di tolak, dia di tahan untuk beberapa saat. Ngeselin nggak tuh, SIM
juga pan identitas keleus.
Pelabuhan
Ketapang
Perjalanan
belum berakhir, dari gilimanuk kami naik bus lagi selama 4 jam ke terminal Ubung. Berapa jam tuh dari titik awal Pare sampai Ubung? Hampir 20 jam! Mana nggak bawa antimo. Mabok sudah!
Yah
kami akhirnya tiba di Ubung pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit. Disana
kami istirahat sambil nyarap dulu dan cari rental motor. Sebelumnya kami udah
booking sih, di rental yang dapat dari internet. Tapi karena posisinya bukan di
Ubung, jadi harus di antar dulu segala macem. Bayarnya juga jadi nambah. Kan
malesin. Untungnya kami nemu di terminal ada 1 tempat rental, tapi sayangnya masih tutup. Rupanya kami emang lagi beruntung, ruko tetangga tempat rental itu
buka dan si empunya ruko menelpon pemilik rental itu. Setelah menunggu
lumayan lama, orangnya datang. Langsung deh urus sewa 3 motor untuk 2 hari,
harganya kami dapat 50rb/hari/motor. Jauh lebih murah dari rental yang
sebelumnya, dan yang penting, ga pake ribet.
Setelah
siap, kami pun berangkat. Pantai Sanur jadi tujuan pertama kami, letaknya nggak
terlalu jauh dari Ubung. Jalannya juga tinggal ngikutin plang yang ada di
sepanjang jalan. Jadi, nggak ada acara nyasar-nyasar dulu.
Setibanya
di Sanur, suasananya rame banget. Kami langsung ke pantainya. Pantainya sih
biasa, ada pasir putih, terus air, ada ombak, kapal. Hhm sama aja kayak
pantai-pantai yang pernah saya kunjungi sebelumnya di Malang. Bedanya, di sini
banyak sumur! Ehm, if you know what i mean lah..
Sanur
Beach
Nggak
terlalu menarik bagi kami, nggak ada rencana nyebur ke pantai juga. Lagian saya nggak bisa renang. Jadi sampai situ kami bengong doang. Daripada mati gaya,
kami coba nyusurin pantainya. Kecuali Bang Waluyo yang nyari makan, mau coba makan seafood disitu. Padahal dia udah makan di terminal Ubung.
Saat nyusurin pantai, ternyata ini pantai glamour banget. Sepanjang pantai,
sampingnya berjejer hotel-hotel dan resto-resto mewah. Bikin ngiler kami yang
backpackeran gini. Biar kelihatan gaya, kami foto-foto di spot yang keliatannya
oke di sekitar hotel. Salah satunya, berpose di kursi berjemur dekat kolam
renang punya salah satu hotel disitu. Nggak tau deh itu boleh apa nggak, kami
mah pasang muka tembok aja.
Dikursi
berjemur
Ada
yang bagus dikit, jepret!
Setelah
dirasa cukup kami balik dan ketemuan lagi sama Bang Waluyo. Meskipun sebenernya
itu pantai masih panjang dan mungkin ada tempat menarik lagi untuk narsis. Tapi capek. Panas, mana jalan kaki pula.
Oiya
sampai selesai nyusurin pantai kami belum juga nguji English kami. Selain keliatannya
bule-bulenya pada ngga bisa di ajak ngobrol karena mereka lagi melakukan
sesuatu, kami juga kayaknya ngga ada yang berani mulai.
Lagi
nunggu Bang Waluyo, tiba-tiba Aji berbisik “Ham, pang motokeun urang geh”.
Dikira mau foto dimana, taunya dia mau foto sama bule. Nggak jauh dari kami ada cewek bule sendirian lagi bengong. Aji nyamperin dan ngajak ngobrol, terus
foto bareng. Njirrr..
Aji dapet satu
Abis
itu kami berlima gantian ngajak ngomong sama bule itu. Terus Bang Ito
ngegombal, "Miss, I think you look beautiful without sunglasses".
Bule itu senyum-senyum malu gitu, dan Bang Ito membawa pulang bule itu, eh foto bareng sama bule maksudnya. Beuh
gilaaa Bang Ito.
Kami terus ngobrol sampai pacar si cewek bule itu datang. Kami berkenalan dan ngobrol sebentar dengannya, lalu mereka pergi. Nggak lama Bang Waluyo datang dan bilang abis makan seafood, yang enak banget gitu. Iya bang percaya. Cerita doang nih, nggak bagi-bagi?
Lalu kami melanjutkan perjalanan kami ke destinasi selanjutnya..
Kami terus ngobrol sampai pacar si cewek bule itu datang. Kami berkenalan dan ngobrol sebentar dengannya, lalu mereka pergi. Nggak lama Bang Waluyo datang dan bilang abis makan seafood, yang enak banget gitu. Iya bang percaya. Cerita doang nih, nggak bagi-bagi?
Lalu kami melanjutkan perjalanan kami ke destinasi selanjutnya..
0 comments: